Jumat, 19 Oktober 2012

SIFAT-SIFAT DAN REAKSI-REAKSI ALKUNA


ALKUNA

Sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena, seperti :
  1. Tidak larut dalam air
  2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat.
  3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas
  4. mudah teroksidasi atau mudah meledak.
Titik didih beberapa senyawa alkuna disajikan pada Tabel 12.4.




Tabel 12.4. Titik Didih beberapa Senyawa Alkuna
Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih reaktif. Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk senyawa baru. Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana. Persamaan reaksi ditunjukan pada Bagan 12.27.






Bagan 12.27. Reaksi adisi alkuna dengan halogen
Reaksi lainnya yaitu adisi dengan senyawa hidrogen menggunakan katalis Nikel, persamaan reaksi dapat dilihat pada Bagan 12.28.






Bagan 12.28. Reaksi hidrogenasi 2-butuna dengan katalisator Nikel
Pemanfaatan Alkuna seperti pemanfaatan gas etuna (asetilena) untuk pengelasan. Gas asetilena dibakar dengan gas Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 3000 º C, sangat cocok untuk mengelas logam, perhatikan Gambar. Selain itu, alkuna juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain, karena senyawa ini cukup reaktif.







Gambar . pemanfaatan gas asetilena untuk pengelasan
Isomeri pada alkuna sama dengan isomer pada alkena, dimana sifat isomer terjadi karena perpindahan ikatan rangkap sehingga isomer pada alkuna dan pada alkena disebut dengan isomer posisi. Contoh isomer posisi adalah senyawa 2-butuna denga 1-butuna, perhatikan Gambar
 Perlu kita ingat, isomer pada alkena terjadi karena perbedaan pada rantainya dan sering disebut dengan isomer rantai.







Bagan  Isomer senyawa 1-butuna dengan 2- butuna
Senyawa alkana dapat dibedakan dengan alkena dan alkuna. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan reaksi penambahan senyawa bromine (Br2). Reaksi adisi pada senyawa alkana tidak terjadi. Sedangkan untuk senyawa alkena maupun alkuna terjadi reaksi Brominasi, peristiwa reaksi ini dapat diikuti dengan mudah, senyawa alkana tidak memberikan perubahan warna ditambahkan dengan senyawa Bromin yang berwarna merah, warna larutan akan tetap berwarna merah.
Berbeda dengan senyawa alkena dan alkuna yang tidak berwarna bereaksi dengan bromin dan terjadi reaksi adisi membentuk senyawa halida yang tidak berwarna, larutan akan tetap tetap tidak berwarna dan terjadi senyawa alkena yang mengandung gugus bromide.
Jika reaksi ini terus dilanjutkan, maka reaksi adisi terjadi lagi dan terbentuk senyawa alkana yang mengandung gugus bromide. Untuk lebih jelasnya perhatikan Bagan







Bagan . Reaksi brominasi sebagai pembeda antara alkana dengan alkena atau alkuna


REAKSI - REAKSI ALKUNA






 1. reaksi adisi pada alkuna
o Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)






Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
o     Reaksi alkuna dengan hidrogen halida






Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:







o Reaksi alkuna dengan hidrogen





2. Polimerisasi alkuna





3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.






7 komentar:

  1. Masalah : mengapa gas asitilena itu bisa dimanfaatkan untuk pengelasan ??

    BalasHapus
  2. Gas asetilen merupakan salah satu jenis gas yang sangat mudah terbakar dibawah pengaruh suhu dan tekanan. Hasil pembakaran gas asetilen (C2H2) oleh oksigen (O2) dapat menghasilkan suhu yang sangat sangat tinggi sehingga dapat mencairkan logam. Itulah mengapa gas asetilena bisa dimanfaatkan untuk pengelasan.

    BalasHapus
  3. karena jika gas asetilena dibakar suhu yang dihasilkan tersebut sangat tinggi berkisar 3500derajat celsius.
    hal inilah yang dimanfaatkan dalam pengelasan yang membutuhkan suhu yang tingi supaya bisa mencairkan logam..
    terima kasih

    BalasHapus
  4. Hal teresebut dikarenakan Gas asetilena dibakar dengan gas Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 3000 º C, Oleh karena itu lah sangat cocok untuk pengelasan.

    Semoga membantu...

    BalasHapus
  5. proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik,dan pada saat pembakaran gas asetilena bisa menghasilkan suhu yg tinggi yaitu berkisar 3500 derajat celsius

    BalasHapus
  6. anda memberi judul alkuna? bukankah rangkap 2 itu alkena?

    BalasHapus